Posts

Resensi Buku Hujan

Image
  Judul        : Hujan Penulis   : Tere Liye Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum Tahun terbit : 2016 Tebal buku : 320 hlm; 20 cm Buku ini menceritakan kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail. Saat usianya baru menginjak 13 tahun ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari pertamanya sekolah, bencana gunug meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya. Letusan gunung api purba yang melebihi letusan gunung api Tambora dan gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia 15 tahun bernama Esok, ibu Esok tidak meninggal namun kedua kakinya harus diamputasi. Selama hampir satu tahun Lail dan Esok tinggal di pengungsian, mereka tidak terpisahkan, orang orang mengenal Esok dan Lail. Mereka berdua juga membantu petugas pengungsian. Hingga akhirnya pemerintah mengumumkan untuk menutup tempat pengungsian, hal ini membuat Esok dan Lail terpisah. Lail akan tinggal di panti sosial sedangkan Esok ter

Review UNS Masuk 5 Kampus Terbaik Versi Webometric

K1319029 Febriyani Valentina Penulis Mahasiswa Program Studi https://math.fkip.uns.ac.id/ Fakultas https://fkip.uns.ac.id A.     Latar Belakang UNS  –Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta masuk menjadi 5 kampus terbaik versi webometrics periode Januari 2020. Peringkat ini merupakan ranking tertinggi dalam 4 tahun terakhir bagi UNS. Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Jamal Wiwoho mengatakan, Webometrics merupakan lembaga pemeringkatan internasional asal Spanyol yang melakukan rilis peringkat universitas terbaik di seluruh dunia yang tergolong dalam World Class University (WCU). Lembaga ini menilai kemajuan sebuah universitas berdasarkan websitenya. Pertimbangan lainnya juga berdasarkan berbagai kegiatan ilmiah yang ditopang oleh proses terwujudnya tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dengan penguatan tatakelola infrastruktur yang terintegrasi dalam kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Even Myself Can Change Pt.1

oke seperti judulnya, gue lagi kepikiran perubahan-perubahan apa aja yang ada di diri gue. Mungkin kalian bakal mikir ini bukan perubahan jadi yang lebih baik, tapi gue merasa lebih nyaman dengan diri gue yang sekarang. transisi dari SMA ke kuliah ada banyak banget perubahan yang gue rasain, dari mulai casingnya sampe kecara pandang gue melihat suatu masalah. so first, let’s talking about how i dressed, maybe i will get some bullied wkwk but here you go, jadi waktu SMA gue sempet kemana-mana pake rok, kerudung gombrong dan pake manset tangan yang sampe nutupin telapak tangan gue, udah kebayangkan dulu gue gimana? wkwk dan sama seperti tipikal cewe yang berbusana begitu, gue bahkan sempet ngga mau bersentuhan sama cowo, ngga mau pacaran, dan lain sebagainya tapi di sisi lain, yang gue yakin ngga cuma gue doang yang begini, gue punya “boy friend” yang setiap hari chatan dan suka nganterin gue pulang. Di situ gue mikir yang penting gue ngga bersentuhan kulit dan ngga ad

Something That I Want to Talking About

so, i guess now i have a time to talking&thinking about this shit. . okey, here’s the thing, i ever have someone who said that “i will never leave you” “i love you” something like that ew. (if any out there feels like “oh i never talking like that” •s h u t u p• yes you do ever talking about that.) . in that time, how stupid i am to trust that cheap words. now look, is he still right here? no. is he still love me? no. even, is he still thinking about me? i guess no. . to any people who said that “sweet” words, did you still remember all of your words? did you realize how happy i’m when you said that? did you realize how much hope that i give it to you?    i think you already forgot everything that you said, and maybe you already get the new one? aren’t you? . i just don’t get it, how it looks so easy for you to move on and get the new one?  even until now i still don’t know how “we” broke up. . okey forget about that, i just want to say for the new girl aft

Lelah Jatuh Cinta

Pertama kali gue suka sama orang itu pas SD, gue dulu termasuk orang yang bisa dibilang mudah untuk jatuh hati, berkali-kali suka sama orang yang berlanjut sampe gue SMA. Di SMA gue inget banget awal-awal masuk udah suka sama temen sekelas gue, biasa lah cinta SMA, cinta monyet. Gagal mendapatkan cinta pertama dari SD, SMP, gue berpikir akan gagal juga di SMA,    tapi ternyata beruntungnya gue, berhasil pada “percobaan” orang kedua. Mulai jalin hubungan, satu setengah tahun kalo ngga salah, pisah. Ngga srek, ngga satu frekuensi, ngga sepemikiran, pisah. Tapi setelah pisah, ada satu waktu yang bener-bener 4 hari berturut-turut gue mimpiin doi, dan pada saat itu gue mikirnya gue kangen sama dia, tanpa pikir panjang, gue ajak ketemuan sama doi, berharap bisa santai, have fun, ternyata ngga sesuai ekspektasi, disitu gue dapet kabar kalo dia udah suka sama cewe lain. Dari situ gue mulai buletin tekad gue untuk udah, lu bukan siapa-siapa dia, dia bukan siapa-siapa lu, lupain dia, back

Being Yourself?

Gue tipe orang yang ngga bisa sama sekali nyembunyiin perasaan apapun. Mau itu sedih, seneng, marah, sakit, cinta(?), dan segala macam emosi lainnya. Di satu sisi gue merasa itu sifat yang bagus, karna stereotype orang-orang yang kaya gitu, dipandang cheerfull, humble, always happy, ceriang, hidup nggada beban, karna semuanya dia ceritain gitu, malah bebannya ke orang lain wkwk. Tapi di sisi lain, gue sempet mikir, apa urusan orang lain tau cerita gue, siapa mereka, kenapa gue sebegitu gampangnya cerita tentang hidup gue ke orang lain. Sebenernya, jauh dihati gue yang paling dalem banget, setelah gue cerita itu, gue tidak menemukan adanya “peace” dalam diri gue. Hati gue nyuruh gue diem, tapi mulut gue maunya cerita. Gue sering bertanya-tanya sebenernya sama diri gue sendiri, “Lu tuh mau jadi orang yang kaya gimana sih?” apakah yang selalu ceria, ngga pernah nangis dihadapan orang lain, selalu menyebarkan aura positive ke orang-orang, atau jadi yang biasa aja ke segala hal? Menur

Gap Year

Sebenernya istilah "Gap year" baru muncul baru-baru ini, istilah keren untuk menyebutkan situasi dimana kita yang sedang menganggur setahun untuk tidak kuliah, bisa karena berbagai alasan, tapi kebanyakan orang disekitar gue dan gue sendiri pun, karena gagal dalam SNMPTN, ujian SBMPTN maupun mandiri. Gue dan beberapa temen-temen gue mengisi waktu gapyear ini dengan les untuk persiapan ujian SBMPTN dan mandiri tahun depan, tapi ada juga temen gue yang memilih belajar di rumah sendiri tanpa harus mengikuti suatu bimbel manapun. Hal yang paling gue ngga suka waktu awal-awal gue gap year adalah yang pertama, ditanya "kuliah dimana sekarang?" dan gue harus menjelaskan secara detail situasi gue panjang lebar karna kalo gue bilang gapyear doang, mereka ngga ngerti.  Yang kedua ngecek social media, di Instagram semua orang post twibon mereka kuliah di kampus ini, jurusan ini, snapgram dapet almet baru, temen baru, suasana baru, di timeline Line mereka post cerit